YPI Activity

SIARAN PERS: “Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030”

Peran dari komunitas sangat bermakna untuk mencapai keberhasilan upaya penanggulangan HIV-AIDS. Prof Dr Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI membuktikan pernyataan tersebut pada acara Talkhow di Sanggar Kerja YPI, Jakarta, 29 November 2023. Disampaikannya bahwa kuota tes viral load di RS Dharmais sebanyak 2000 telah dimanfaatkan seluruhnya oleh pasien AIDS, dengan hasil sebanyak 98% jumlah virus HIV-nya undetectable (tidak terdeteksi). Selain itu, sebanyak 300 pasien AIDS yang pernah putus obat ARV (saat pandemi COVID-19) kini telah kembali menjalani pengobatan ARV secara rutin. “Kondisi tersebut salah satu faktor utamanya adalah karena peran aktif tenaga Pendukung Sebaya IU Yayasan Pelita Ilmu yang bertugas memberikan dukungan psikososial di fasiltas layanan kesehatan di DKI Jakarta, termasuk RS Dharmais,” ujar pendiri/Pembina Yayasan Pelita Ilmu tersebut.

Sementara itu, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM yang juga pendiri/pembina Yayasan Pelita Ilmu mengatakan bahwa pola pengobatan ARV kini semakin efisien dengan hasil yang baik, yaitu jika sebelumnya pengobatan ARV menggunakan tiga jenis obat (triple combination), kini cukup menggunakan dua jenis obat yaitu kombinasi Dolutegravir dan Lamivudine yang tentunya juga semakin mengurangi efek samping. Informasi terkini terkait efektivitas pengobatan ARV ini penting dipahami untuk disampaikan oleh para Pendamping Sebaya kepada orang dengan HIV-AIDS yang didampinginya. Profesor yang aktif mengisi konten edukasi kesehatan di Instagram ini menambahkan bahwa media sosial sangat efektif sebagai sarana edukasi, termasuk pesan-pesan HIV-AIDS, namun harus bijak digunakan dengan selalu berdasarkan data yang valid (evidence-based) agar tidak menyesatkan publik.

Acara Talkshow bertema “Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030” ini diselenggarakan Yayasan Pelita Ilmu bermitra dengan Yayasan Pesona Jakarta dan Yayasan Spiritia dalam rangka memperingati Hari AIDS se-Dunia 1 Desember 2023. Acara dalam bentuk edutainment (kombinasi edukasi dan hiburan) tersebut dihadiri sekitar 100 orang yang mayoritas tenaga petugas lapangan yang selama ini aktif melakukan kegiatan penjangkauan ke populasi kunci yang berisiko tertular HIV di DKI Jakarta.

Pemerintah RI telah berkomitmen untuk mengeliminasi HIV di Indonesia pada 2030, sesuai dengan komitmen global dunia. Komitmen itu tercermin dalam target 95-95-95, yaitu 95 persen Odha mengetahui statusnya, 95 persen Odha diobati, dan 95 persen Odha yang diobati virus HIV-nya sangat rendah (tersupresi). Namun hingga akhir tahun 2022, capaian target 95-95-95 belum optimal. Rinciannya adalah 79 persen untuk target 95 pertama, 41 persen untuk 95 kedua, dan 16 persen untuk 95 ketiga. Upaya penanggulangan HIV-AIDS juga bertujuan untuk mencapai three zero, yaitu tidak adanya infeksi baru, tidak adanya kematian terkait AIDS dan tidak adanya stigma dan diskriminasi terhadap HIV-AIDS di tahun 2030. Upaya penanggulangan HIV-AIDS harus terus dijalankan untuk dapat mencapai target global tersebut. Pemberian edukasi yang masif, terstruktur dan kontinyu penting dilakukan oleh pemerintah, LSM Peduli AIDS dan komunitas ke masyarakat luas untuk memberikan pemahaman yang benar terkait HIV-AIDS agar masyarakat menjalankan pola hidup sehat, menghindari perilaku berisiko tertular HIV, menghindari mitos dan stigma sehingga memberikan dukungan psikososial kepada orang yang terinfeksi HIV. Peran dari komunitas menjadi sangat penting. Tema Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2023 adalah “Let Communities Lead”. Makna dari tema ini adalah dunia dapat mengakhiri AIDS, dengan keterlibatan aktif dari komunitas. Organisasi atau komunitas yang hidup dengan, berisiko, atau terkena dampak HIV adalah garis depan kemajuan dalam respons HIV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *