INS Kayutanam Jalin Kerjasama dengan Pelita Desa
Selasa pagi yang lalu bertepatan dengan hari Mayday (1 Mei 2018) di Jakarta, bertempat di Resto Olatte Kencana RS Cipto Mangunkusumo, Prof Samsuridjal Djauzi dan Tim Pelita Desa sempat bertemu dan berbicang santai dengan Bp. Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D., Sp.Gk selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Penyelenggara Ruang Pendidik INS Kayutanam. Prof Fasli Jalal ditemani oleh Ibu Aditi Husni serta beberapa rekan lainnya dari INS Kayutanam.
INS Kayutanam yang berlokasi di Kayutanam, Kec. 2×11 Enam Lingkung, Kab. Padang Pariaman, Sumatera Barat ini merupakan singkatan dari Indonesisch Nederlansche School Kayutanam atau disebut juga Ruang Pendidik INS Kayutanam adalah suatu lembaga pendidikan menengah swasta yang bercorak khusus, yang didirikan di Kayutanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 31 Oktober 1926 oleh Muhammad Sjafe’i, seorang tokoh pendidikan nasional yang pernah dipercaya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang ketiga setelah Ki Hadjar Dewantara dan Todung Sutan Gunung Mulia dalam Kabinet Sjahrir II.
Pada awal pendiriannya, INS Kayutanam hanya menyewa rumah penduduk dengan murid awal sebanyak 79 orang. Saat ini perguruan tersebut telah mempunyai lahan seluas 18 hektare. Sepanjang usianya, INS Kayutanam telah melahirkan banyak alumni yang berperan besar dalam kehidupan masyarakat dan di kemudian hari menjadi tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat luas. Beberapa orang tokoh yang pernah menjalani pendidikan di INS Kayutanam, diantaranya:
> Ali Akbar Navis, sastrawan, penulis novel
> Bustanil Arifin, mantan menteri Indonesia dan kepala Bulog
> Djanamar Adjam, aktivis Pemuda Islam pada masa perjuangan kemerdekaan, diplomat Indonesia
> Djang Jusi, ahli kesehatan, pejuang
> Farid Anfasa Moeloek, mantan menteri Indonesia, ahli kesehatan
> Hasnan Habib, militer dan diplomat
> Idraman Akmam, profesional, direktur BUMN
> Kaharuddin Nasution, militer, mantan gubernur Riau
> Mara Karma, pelukis, wartawan, pengarang dan kritikus senirupa Indonesia
> Mochtar Apin, pelukis, pengajar Fakultas Seni Rupa ITB
> Mochtar Lubis, pendiri Harian Indonesia Raya dan majalah Horizon, sastrawan
> Tarmizi Taher, mantan menteri agama, militer
> Willy Aditya, ketua umum Liga Mahasiswa Partai NasDem (alumnus 1997)
Kini INS Kayutanam yang memiliki tagline “Sekolah berbasis Talenta menuju sekolah terbaik di Indonesia” ingin melakukan berbagai terobosan dan pengembangan yang lebih luas lagi, salahsatunya mulai bekerjasama dengan teman-teman dari Pelita Desa. Dari hasil pertemuan ini, dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :
> Target Penambahan siswa baru yang sebagian dalam bentuk program beasiswa
> Perlu dilaksanakan kegiatan Open House sebelum puasa
> Perlu peningkatan layanan edukasi dan rekreasi dalam bentuk pendirian technopark, yang didalamnya akan memaparkan sejarah pendidikan. Diharapkan, hal ini dapat menarik wisatawan hingga dapat menjadikan INS Kayutanam selain sebagai institusi pendidikan juga sebagai tujuan wisata edukasi yang informatif.
> Direncanakan Tim Pelita Desa akan melakukan peninjuan lebih lanjut dalam waktu dekat.
> Memaksimalkan basis teknologi di INS Kayutanam seperti website resmi, informasi online, dll
> Menjadikan Bahasa Inggris dan Komputer menjadi mata pelajaran unggulan
> Diharapkan dalam jangka waktu 1 tahun, peserta didik sudah dapat mandiri dan memiliki kemampuan lifeskill
> Memaksimalkan peran Masjid Nurul Ilmi sebagai jembatan komunikasi dan silaturahim dengan masyarakat
> Melakukan sosialisasi secara masif tentang INS Kayutanam ke seluruh Indonesia
> Perlu dilakukannya penataran bagi guru dan bagian administrasi sekolah
Semoga dengan berbagai langkah yang akan diterapkan ini, akan dapat membawa INS Kayutanam menjadi sekolah terbaik di Indonesia, sesuai dengan karakteristik pendidikan INS yaitu Logika-Etika-Estetika-Talenta, Akhlak Mulia, Etos Kerja dan Mandiri-Enterpreunership. (wan)